Catatan
Catatan Perjalanan
Jambi
Petuah Pohon Cery
Hujan yang menyiram basah seantero pemayung petang ini, mampu menahannya berlama-lama di teras rumah. Lelaki itu, seperti tak menghiraukan dentuman petir yang saling kejar dengan kilatan cahaya, terus saja memanjakan lamunannya.
Sesekali disekanya sisa keringat yang masih gerimis di keningnya.
Perpaduan lontong sayur, dengan gulai jangek yang dia makan barusan, mengalahkan dingin yang dibawa hujan.
Sudah setengah jam ini ia memperhatikan pohon cery yang berdiri kokoh di depan Ruko. Dahannya banyak, daunnya rimbun. Bunga-bunga putih terlihat bermunculan, mengaburkan kehadiran buah cery yang 'ngumpet' di balik dedaunan.
Ia ingat betul, betapa dirinya, bersama ibu mertua dan kakak iparnya, bergotong royong memasukkan pot berisi sebatang kecil pokok cery yang daunnya hanya beberapa helai.
Hanya dalam hitungan bulan, pohon kecil yang dulu itu, kini sudah mandiri dan memberikan banyak manfaat.
Imron, nama lelaki itu, teringat kejadian beberapa hari yang lalu .
Di suatu pagi yang lembab, seekor burung, dengan bulu yang berwarna-warni, asyik melubangi buah cery yang sudah berwarna merah. Paruh kecilnya, mematuk-patuk buah dan membuyarkan isi dalamnya seperti orang mencipratkan air.
Sesekali disekanya sisa keringat yang masih gerimis di keningnya.
Perpaduan lontong sayur, dengan gulai jangek yang dia makan barusan, mengalahkan dingin yang dibawa hujan.
Sudah setengah jam ini ia memperhatikan pohon cery yang berdiri kokoh di depan Ruko. Dahannya banyak, daunnya rimbun. Bunga-bunga putih terlihat bermunculan, mengaburkan kehadiran buah cery yang 'ngumpet' di balik dedaunan.
Ia ingat betul, betapa dirinya, bersama ibu mertua dan kakak iparnya, bergotong royong memasukkan pot berisi sebatang kecil pokok cery yang daunnya hanya beberapa helai.
Hanya dalam hitungan bulan, pohon kecil yang dulu itu, kini sudah mandiri dan memberikan banyak manfaat.
Imron, nama lelaki itu, teringat kejadian beberapa hari yang lalu .
Di suatu pagi yang lembab, seekor burung, dengan bulu yang berwarna-warni, asyik melubangi buah cery yang sudah berwarna merah. Paruh kecilnya, mematuk-patuk buah dan membuyarkan isi dalamnya seperti orang mencipratkan air.
Seperti tak memedulikan tatapan Imron, si burung terlihat sangat asyik mencecap manis cerry yang menggumpal.
Ah.. nikmatnya.
Imron terkesiap.
Imron terkesiap.
Baca juga: Makna dan Arti
Dilihatnya di bawah pohon cery, hujan hanya tembus beberapa titik. Jatuhnya tersendat dan perlahan. Banyak titik hujan yang tersangkut di dedaunan, mengalir ke ujung daun paling luar. Alhasil, terbentuklah semacam lingkaran, mengitari pohon cery. Seekor ayam, bisa menahan diri berlama-lama berteduh di bawah pohon itu.
"bertuah sekali pohon cery ini," gumamnya.
Di tengah hujan yang mulai reda, sejenak Imron membuat kesimpulan. Pohon cery telah memberinya petuah bijak.
"jangan sesalkan masa lalumu, berilah sebanyak-banyak manfaat setiap hari, walaupun cuaca tak selalu sama". Demikian.
Nb: pohon cery merupakan penyebutan oleh umum warga di sini. Nama sebenarnya kersen atau pohon kersen