Bertahan di Tengah Perubahan

Bertahan

Catatan ini akan kita mulai dengan perjalanan panjang sepohon pisang. Pisang pendek dengan memori kisah yang panjang.

Catatan awalnya bisa dilihat di sini, karena ini adalah sekuel dari kisah sebelumnya.

Sudah sekitar satu tahun lebih, akhirnya pisang yang saya tanam sekitar akhir 2020, kini mulai berbakti. Tanaman yang merupakan pemberian seorang kawan, itu sejak awal 2022 sudah mulai berbuah.

Pisang pendek ini sudah beberapa kali pindah tempat tumbuh. Dari awalnya ditanam langsung di tanah, dan sempat disangka mati. Dipindahkan ke polybag, dimasukkan ke dalam pot kecil, lalu berganti lagi ke polybag, kemudian ditanam kembali di tanah atau lahan terbuka.

Awalnya ia di belakang rumah, lalu ditempatkan di bawah rumah. Pindah lagi ke beberapa tempat, hingga berakhir di lahan pekarangan samping rumah.

Namun dari itu semua, ada hal yang menggembirakan terkait pisang ini: bahwa semakin hari ia semakin tumbuh baik. Tampak subur—meski tidak dipupuk secara khusus—dan akhirnya berbuah.

Begitulah. Pisang yang termasuk jenis Pisang Ambon yang sudah melewati rekayasa genetik ini telah mengalami dan mengikuti perubahan demi perubahan. Dan terbukti ia mampu bertahan, sampai akhirnya menghasilkan.


Soal perubahan,dan bertahan di tengah perubahan inilah yang patut kita ambil pelajarannya.

Ada satu pepatah kuno yang kira-kira berbunyi “Semua yang ada di dunia ini berubah, kecuali kenyataan bahwa segala sesuatu berubah”.  

Itu diucapkan Heraclitus atau Herakleitos (540 – 480 SM). Seorang filsuf Yunani kuno, yang hidup di masa pra Sokrates.

“Nothing endures but change,” begitu kira-kira dia ucapkan. Tidak ada yang  bertahan (permanen/tidak berubah) selain perubahan.

Ungkapan itu semakin menemukan relevansinya sekarang. Bahwa di mana-mana semua terjadi perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi demikian cepatnya.

Maka itu, di zaman yang berubah serba cepat, dunia yang semakin tak berbatas, masa depan yang tidak pasti, ada hal-hal yang perlu kita pegang, agar bisa selalu relevan dengan perubahan

Dari pengalaman perkembangan pisang pendek tadi, saya mencatat setidaknya tiga hal penting.

1.    Resilience (Ketahanan/tahan banting/ketangguhan)

Suka tidak suka, dunia baru sudah kita masuki dengan beragam kemudahan dan persoalannya. Di tengah gempuran berbagai persoalan, hambatan dan problem yang datang silih berganti. Perubahan yang sebegitu cepatnya. Kondisi ekonomi, politik. Ada pula kebijakan dan aturan yang mungkin berdampak kurang menguntungkan bagi kehidupan dan penghidupan kita. Dan sebagainya. Dan sebagainya. Orang-orang perlu memiliki ketangguhan, ketahanan diri untuk melewati berbagai kondisi yang tak menentu.

2.    Adaptable (mudah beradaptasi)

Mudah beradaptasi, ini juga adalah rahasia besar untuk tetap bertahan di tengah perubahan. Bahwa yang bertahan di tengah perubahan tidak ditentukan besar kecilnya ukuran, atau sekedar kuat saja, melainkan harus bisa beradaptasi. Contoh positif dari kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, ini juga sudah cukup banyak kita ketahui terjadi di masing-masing zaman yang berbeda-beda.

3.    Update and upgrade (Memperbaharui pengetahuan dan meningkatkan kemampuan diri)

Sebenarnya Update dan Upgrade ini juga masih rangkaian dari adaptable tadi. Karena untuk mudah menyesuaikan diri dengan kondisi baru, kita perlu mengupdate dan mengupgrade diri. Menambah ilmu dan memperbaharui pengetahuan, dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan diri.


Tiga poin penting itu akan sulit kita miliki, andaikata kita tidak memiliki satu kesadaran kunci: kesadaran berhijrah.


Karena semuanya berubah, maka kita harus siap pula untuk berubah. Siap berhijrah: pindah dari kondisi sebelumnya—yang belum tentu sesuai dengan keadaan terkini, menjadi jauh lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman.


Namun demikian, ada hal-hal yang tidak semestinya berubah atau diubah. Yaitu, nilai-nilai moral yang kita pegang, seperti kebaikan, kejujuran, kemurahhatian, keadilan. Nilai-nilai kemanusiaan. Dan seterusnya. 


Karena itulah yang menjadi pegangan kita agar tidak terombang-ambing di tengah lautan perubahan.

10 komentar:

  1. Ada banyak pelajaran dari kisah yang ada di sekitar hidup kita, tinggal kita nya peka atau tidak mengambil hikmahnya

    BalasHapus
  2. suka nih sama filosofi begini. Tetap bersaing dan jangan buta hati.

    BalasHapus
  3. Perubahan adalah keniscayaan. Smg kita bisa beradaptasi dengan kondisi dunia yg ke depannya akan semakin berubah

    BalasHapus
  4. Memang tidak ada yang sama di dunia ya kak. Makanya kita perlu jadi orang yang fleksible dan adaptable. 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, dinda. Namanya adaptable banget ya..😊

      Hapus
  5. filosofinya sangat bagus kak. inspiratif banget,
    semoga sehat selalu kak, agar saya dapat update filosofi dari kakak..

    BalasHapus

Tulis komentar sahabat di sini...

Diberdayakan oleh Blogger.