Pak Dede dan Ide-ide yang Selalu Hidup




Mendengar kabar berpulangnya seorang akademisi Universitas Jambi, Pak Dede Martino, memori saya kembali berputar pada pertemuan berkesan saya dengan almarhum belasan tahun lalu.

Sebagai Dosen di Fakultas Pertanian, Pak Dede, demikian kami menyapanya, tentu sering saya jumpai di kampus hijau itu. Sering berpapasan jalan. Sesekali saya menyaksikan beliau (almarhum) menyapa dengan pertanyaan tak terduga saat melewati para mahasiswa yang tengah asyik bercengkerama.

Namun, bukan perjumpaan itu yang paling berkesan. Saya benar-benar mulai mengenalnya secara spesial, dan beliau (mungkin mulai juga) mengenali saya, saat saya terpilih dan mengikuti PMW. Sebuah program kewirausahaan yang ditujukan untuk para mahasiswa/i.

Pak Dede bertindak sebagai salah satu penyeleksi, sekaligus trainer dalam program mencetak bibit wirausahawan mahasiswa/i (atau mahasiswa/i wirausaha) itu. Bersama almarhum, bertindak sebagai ketua, kalau tidak salah ingat, Pak Agus Syarif, Dosen Fakultas Ekonomi.

Melalui program ini, Mahasiswa/i yang terpilih dari proses seleksi yang ketat kemudian ditraining secara khusus. Dibekali dengan materi tentang perubahan mindset, motivasi berwirausaha, bagaimana menggali ide dan menjadikannya sebagai usaha yang menjanjikan, materi soal pembukuan, menghitung rancangan biaya untuk memulai usaha, cashflow, dan seterusnya.

Yang tentu saja dianggap penting sekali dalam training itu adalah bagaimana mengubah mindset dan membangun motivasi yang kuat untuk berwirausaha. Bagaimana dari ide sederhana sekalipun, menjadi sebuah usaha yang menjanjikan banyak keuntungan: finansial dan sosial, dunia dan akhirat. Mampu menjadi solusi atas persoalan di tengah masyarakat.

Saya ingat betul, waktu itu Pak Dede sampaikan bahwa negara maju, itu persentase wirausahanya rata-rata di angka 12 %. Sementara Indonesia, waktu itu (mungkin sampai sekarang) belum sampai 4 %. Itulah yang juga memicu dirinya untuk ikut serta mencetak banyak wirausaha baru di negeri ini.

Dalam penyampaian materi motivasi berwirausaha, tak jarang pula Pak Dede selipkan pesan agama dengan berbagai referensi kisah nabi. Seperti Nabi Muhammad SAW yang sudah mulai berwirausaha sejak muda. Dengan itu pula, di hadapan peserta training, Pak Dede mendaku diri sebagai trainer wirausaha mahasiswa Islam.

Materi-materi yang disampaikannya waktu itu, ternyata cukup banyak mengilhami mahasiswa PMW sehingga memilih jalur wirausaha pasca lulus kuliah.

Apa yang ia coba tanamkan kepada para mahasiswa/i-nya tersebut, pun dipraktikkan sendiri olehnya dalam karya nyata di bengkel kerja miliknya pribadi yang diberi brand Tekno Martino.

Tidak sedikit penemuan yang ia patenkan dan terbukti bermanfaat bagi orang banyak. Mampu menjadi solusi terhadap persoalan di tengah masyarakat. Sebut saja misalnya, paket peralatan pembuatan pupuk organik mandiri, yang bisa digunakan dengan mudah di tingkat warga biasa.

Contoh lainnya: detektor kandungan pupuk, bioreaktor pembangkit pupuk cair organik, nozel, teknik irigasi dan pembasmi hama, pupuk organik khusus hidroponik. Lalu ada Mesin sanggai pengawet makanan dan obat.

Cukup banyak karya yang dihasilkan dengan mengusung teknologi tepat guna. Wajar kemudian, banyak media yang meliput dan mewartakan hasil karya dan ide-ide pak Dede. Ia pun terbang ke sana kemari menjadi pemateri. Audiens-nya tak hanya kalangan terdidik, namun juga masyarakat biasa.

Itulah sekelumit yang bisa saya ingat mengenai sosok Pak Dede Martino (Ir. Dede Martino, MP), yang selalu tampil enerjik.

Baca juga: Yang Paling Dekat

Pak Dede jelas sangat menghayati Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang jamak dilupakan para alumni atau mereka yang sudah tak lagi jadi mahasiswa.

Pak Dede Martino, bagi saya pribadi, telah mempraktikkan bagaimana menjalankan misi pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat secara nyata, terus menerus tanpa henti.

Lepas dari kekurangannya sebagai manusia, saya bersaksi beliau orang baik.

Selamat jalan Pak, pengabdianmu tunai sudah.

Ragamu boleh pergi, tapi karya-karya yang engkau tinggalkan, ide-ide yang engkau semai, semangatmu yang telah engkau tularkan, ia bertumbuh dan akan selalu hidup.

Alfatihah.

6 komentar:

  1. Orang baik cepat dijemput ya, Mas.

    BalasHapus
  2. selamat jalan,

    pikiranku tertuju tentang bagaimana mengungah mindset dan mmbangun motivasi yang kuat untuk berwirausaha. Seolah-olah aku sadar, itu semua adalah Modal pondasi mental yang kuat untuk mulai berwirausaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas. Mindset adalah hal penting yang diperlukan.

      Hapus

Tulis komentar sahabat di sini...

Diberdayakan oleh Blogger.