Apa Kalian Mampu Menggendong Kekuasaan?


Fachry Ali
Soal bagaimana memperlakukan jabatan dan kekuasaan, saya pikir yang muda-muda ini memang harus belajar banyak kepada para pendiri bangsa. 

Pengamat Sosio-politik Fachry Ali, yang menulis buku "Esai Politik tentang Habibie; dari Teknokrasi ke Demokrasi", dalam pemaparannya di hadapan para generasi muda, mencontohkan bagaimana pengorbanan pengabdian para The Founding Fathers seperti Soekarno, Hatta, Agus Salim, Natsir, Hos Cokroaminoto, dan beberapa tokoh lainnya.

"Mereka ketika selesai (dengan jabatannya), tidak punya apa-apa, tapi orang memandang hormat karena integritasnya," kata Fachry.

Fachry yang merupakan murid pilihan dari mendiang Merle Calvin Ricklefs, pakar sejarah Indonesia asal Australia--meninggal akhir Desember 2019--menyampaikan soal keteladanan para tokoh bangsa tersebut dalam webinar bertema "Nasionalisme, Patriotisme dan Kepemimpinan Bangsa" yang diikuti lebih 300 orang peserta se-Indonesia.

Fachry menghamparkan ceritera para tokoh  sebagai sumur ketauladanan yang mesti ditimba dan direguk airnya oleh para generasi muda yang sudah yakin ingin menghibahkan dirinya untuk tampil sebagai pejabat publik.

Bahwa dalam pilihan itu, penting untuk menghidupkan dan menggairahkan semangat melayani rakyat melalui kekuasaan dan jabatan yang dipegang, yang ujungnya tanggung jawabnya adalah kemaslahatan umat dan bangsa.

Dengan semangat dan idealisme yang masih kental, anak muda didorong untuk ambil bagian dan berperan serta membangun peradaban dengan mengisi berbagai lini pengabdian (termasuk menempati berbagai posisi, jabatan dan kekuasaan).

Tapi, sayangnya Fachry sendiri dengan tegas  mengatakan dia tidak pernah ingin masuk ke wilayah kekuasaan, dengan alasan dia tidak mampu memikul beban kekuasaan tersebut apalagi di tengah realitas politik dewasa ini.

Lalu, pertanyaan mendasar itu dia tanyakan kepada anak-anak muda yang mengikuti pemaparannya tersebut.

"Apakah kalian mampu menggendong kekuasaan?" 

Jikapun dijawab mampu, tentu akan butuh waktu dan pembuktian untuk tahu jawaban sebenarnya dari pertanyaan kunci tersebut.

Baca juga: Cerita dari Kibuk

Tidak ada komentar

Tulis komentar sahabat di sini...

Diberdayakan oleh Blogger.