AI vs Hati; Masa Depan Penulis (1)

 


Ketika AI bisa ”menulis”—atau setidaknya merangkum, menyusun dan meniru gaya tulisan manusia—dengan sangat cepat, banyak yang mengira ini adalah kiamat bagi profesi penulis. Ternyata, anggapan itu tak sepenuhnya benar.

Saya mencoba melakukan riset sederhana untuk mengetahui, baru kemudian menyimpulkan dan meyakini fakta tersebut.

Jadi ceritanya, ada enam AI (Artificial intellegence) dengan kemampuan menulis yang cukup dikenal luas, saya ajukan pertanyaan standar. Keenam AI kemudian merespons dengan gaya khas masing-masing. Chat GPT menjawab dengan narasi yang lebih komprehensif, disaingi Deepseek, Gemini, Claude dan Copilot, lalu Blackbox yang lebih ringkas dan to the point berdasarkan referensi yang dilampirkannya langsung di akhir jawaban.

Intinya, saya mencoba membandingkan tulisan dibuat menggunakan AI dengan tulisan (murni) dibuat manusia, menurut (jawaban) AI. Saya coba elaborasi kelebihan dan kelemahannya, lalu di bagian akhir saya minta masing-masing AI menyimpulkan terkait tulisan AI vs Manusia tadi.

Menariknya, semua jawaban AI tersebut, isinya kurang lebih sama. Bahwa AI tak bisa—tak pernah benar-benar bisa—menggantikan penulis manusia.

Dengan kata lain, AI sesungguhnya mengakui keunggulan manusia. Dalam perkara ini, yaitu, keterampilan menulis.

Bagaimana AI bisa berkesimpulan demikian, saya tidak dalam posisi menjelaskan itu. Namun demikian, saya mengambil jawaban dari keenam AI tersebut sebagai sebuah kebenaran—terlepas dari unsur database dan informasi yang dimiliki, pelatihan, dan mungkin juga halusinasi. Saya hanya menggunakan jawaban berdasarkan versi pertama, dan tidak melakukan pengulangan atau menanyakan pertanyaan yang sama  berulang kali.

Dalam chat dengan keenam AI (Chat GPT, Deepseek, Gemini, Claude, Copilot, dan Blackbox), saya mencoba membandingkan tulisan yang dibuat AI dengan yang murni dibuat manusia dengan memberikan tiga perintah.


Perintah pertama yang saya berikan (atau pertanyaan yang saya ajukan) adalah, ”Jabarkan perbedaan tulisan yang dibuat manusia dan tulisan yang dibuat AI.” Setelah mendapatkan jawaban dari perintah pertama, lalu dilanjutkan dengan yang kedua: ”Sekarang coba lakukan analisis seperti SWOT dan analisis terbaik lainnya untuk membandingkan tulisan yang dibuat manusia dan tulisan yang dibuat AI.” Terakhir, saya meminta masing-masing AI menarik kesimpulan: ”Berikan satu atau dua kalimat yang menyimpulkan dan menggambarkan tulisan dibuat oleh AI dan tulisan dibuat oleh manusia.”

Baca juga: Harus Kuat

Ketiga perintah tersebut saya copy paste begitu saja di space yang disediakan semua AI, tanpa dilakukan training atau pelatihan khusus. Saya juga tidak melakukan asassement atau tidakan apa pun untuk menilai kelebihan dan kekurangan keenam AI. Saya begitu saja meminta tools tersebut untuk membandingkan penulisan oleh AI vs Manusia.

Jawaban dari keenam AI yang sudah saya kumpulkan kemudian saya rangkum menjadi satu versi lengkap. Di catatan selanjutnya akan saya sampaikan rangkuman dari jawaban dimaksud. Kita bisa bahas mulai dari Kekuatan, Kelemahan, Peluang hingga Ancaman, baik pada penulisan dengan AI, maupun oleh Manusia (tanpa AI).

bersambung...


Tidak ada komentar

Tulis komentar sahabat di sini...

Diberdayakan oleh Blogger.